SEJARAH NABI MUHAMMAD
Rasulullah Saw mempunyai nama lengkap Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab
bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.Adapun
garis keturunan beliau dari sisi Ibunya adalah Muhammad bin Aminah binti
Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan
beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu pada kakek beliau, Kilab.
Tahun Gajah
Pada tahun ini datang pasukan
gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan Ka’bah.
Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah Swt yang
mengirimkan burung-burung Ababil, yang menjatuhkan batu-batu yang mengandung
wabah penyakit dan menimpakannya atas pasukan Abrahah. Perisitiwa ini terjadi
pada pertengahan abad ke 6 Masehi.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Menurut pendapat yang paling kuat,
Rasulullah Saw dilahirkan pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awwal di Makkah
bertepatan dengan awal Tahun Gajah.
Jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan
kelahiran Nabi Isa As adalah 571 tahun, antara Nabi Isa as hingga wafatnya Nabi
Musa As adalah 1716 tahun, antara Nabi Musa As dan Nabi Ibrahim As adalah 545
tahun, antara Nabi Ibrahim As dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh As
adalah 1080 tahun, antara air bah Nabi Nuh As dan Nabi Adam As adalah 2242
tahun. Sehingga jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Nabi Adam As
adalah 6155 tahun, berdasarkan riwayat yang masyhur dari para ahli sejarah.Nabi
Muhammad Saw dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah
wafat di Madinah dua bulan sebelum Beliau lahir. Pada waktu itu ayahnya sedang
berdagang di Syam dan singgah di Madinah dalam keadaan sakit, hingga wafat di
rumah pamannya dari bani Najjar.Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali 5
ekor unta dan sahaya perempuan.
Masa Persusuan Nabi Muhammad SAW
Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan
untuk menitipkan penyusuan anak-anak mereka kepada perempuan lain di dusun
dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai tubuh yang kuat
dan omongan yang fasih.Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Muthalib
menyerahkan cucunya Muhammad Saw kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah salah
seorang perempuan dari Bani Sa’ad untuk menyusui Beliau.Pada saat itu, Bani
Sa’ad sedang dilanda paceklik, kemarau panjang melanda daerah tempat tinggal
mereka. Tapi ketika Muhammad kecil tiba di kediaman halimah dan menetap di sana
untuk disusui, lambat laun tanah di sekitar kediaman Halimah kembali subur.Ketika
Rasulullah Saw tinggal di kediaman Halimah sering terjadi hal-hal luar biasa
pada diri Nabi Muhammad Saw termasuk peristiwa “pembelahan dada”. Setelah
disapih, Nabi Muhammad pun dikembalikan kepada ibundanya Aminah. Saat itu,
Rasulullah Saw baru berusia lima tahun.
Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw
Pada tahun keenam dari umur beliau SAW, ibunya
membawanya pergi ke Madinah untuk menemui paman-pamannya di sana. Namun ketika
baru sampai ke desa Abwa, yakni suatu desa yang terletak antara kota Mekkah dan
Madinah, Ibunya, Aminah meninggal dunia. Maka beliau Saw diasuh oleh Ummu Aiman
dibawah tanggungan kakek beliau Abdul Muthalib, dan ini berlangsung selama dua
tahun.
Wafatnya Kakek Nabi Muhammad Saw
Pada tahun kedelapan dari umur beliau, Abdul
Muthalib kakek beliau meninggal dunia, maka beliau selanjutnya diasuh oleh
paman beliau Abu Thalib. Abu Thalib ini adalah seorang yang dermawan namun
kehidupannya fakir yang tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Perjalanan Pertama Nabi Muhammad Saw ke Syam
Tatkala Nabi Muhammad Saw mencapai usia 12 tahun,
Beliau dibawa berniaga oleh pamannya, Abu Thalib ke
negeri Syam, dan ini merupakan perjalanan beliau
yang pertama. Para kafilah dagang ini berkumpul di dekat kota Basrah dan di
sana bertemu dengan seorang pendeta Yahudi bernama Buhaira dan ada pula yang
mengatakan pendeta Nasrani.Pendeta ini memahami adanya keistimewaan pada diri
Nabi Muhammad Saw dan berkata kepada Abu Thalib: “Sesungguhnya anak saudara ini
akan mendapatkan kedudukan yang tinggi, maka jagalah dia baik-baik.” Kemudian
pulanglah Abu Thalib bersama Nabi Muhammad Saw ke Mekkah.
Berperan Dalam Perang Fijar
Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam
peperangan Fijar yang terjadi di suatu tempat antara Nahlah dan Thaif.
Peperangan ini sebenarnya akan dimenangkan oleh kelompok dimana beliau SAW
berada di dalamnya, namun akhirnya terjadi suatu perdamaian diantara dua
kelompok yang berperang itu.
Perjalanan Kedua Nabi Muhammad Saw ke Syam
Ketika Nabi Muhammad Saw mencapai usia 25 tahun,
Beliau pun pergi ke Syam untuk kedua kalinya dengan membawa barang dagangan
milik Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita ternama dan kaya yang
dipercayakan kepada Beliau.
Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad Saw disertai
seorang sahaya Khadijah yang bernama Maisaroh. Dalam perjalanan itu beliau
bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya
keistimewaan-keistemewaan pada diri Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang pernah
dilihat oleh Buhaira.
Nabi Muhammad Saw Menikah Dengan Siti Khadijah
Setibanya di Mekkah dari perjalanan dagang ini,
Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu dua bulan sesudah kedatangannya.
Setelah itu Nabi Muhammad Saw pindah ke rumah Khadijah untuk memulai lembaran
baru dari kehidupannya, umur Khadijah pada waktu itu 40 tahun.Dari pernikahan
itu lahir 3 orang putera yaitu Al Qasim, Abdullah dan Thayyib, yang semuanya
meninggal di waktu kecil, serta 4 orang puteri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu
Kultsum dan Fatimah.Keempat puteri itu hidup sampai mereka besar. Yang tertua
dari mereka menikah dengan Abil Aash ibnu Rabi’ bin Abdus Syam. Ruqayyah
menikah dengan Utbah bin abi Lahab, sedang Ummu Kultsum menikah dengan
Utaibah bin Abi Lahab.Ruqayyah dan Ummu Kultsum kemudian menikah lagi dengan
Usman bin Affan. Adapun yang termuda yaitu Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali
bin Abi Thalib ra.
Partisipasi Nabi Muhammad Saw Dalam Perbaikan Ka’bah
Ka’bah adalah bangunan pertama yang didirikan
atas nama Allah Swt untuk beribadah dan menauhidkan-Nya. Bangunan ini didirikan
oleh Abul Anbiya, Nabi Ibrahim As setelah berhasil menghancurkan
berhala-berhala yang disembah kaumnya sekaligus kuil tempat pemujaannya.Setelah masa Nabi Ibrahim As, ka’bah
beberapa kali dilanda bencana yang melemahkan dinding dan
fondasinya. Banjir besar menggoyahkan bangunan Ka’bah beberapa tahun
sebelum nubuwwah.Nabi Muhammad Saw ikut aktif dalam perbaikan Ka’bah. Beliau
ikut memanggul batu di atas pundaknya dengan beralaskan sehelai kain. Menurut
pendapat yang sahih, peristiwa itu terjadi ketika Nabi Muhammad Saw menginjak
usia 35 tahun.Nabi Muhammad Saw juga memainkan peranan penting dalam memecahkan
masalah pelik yang menyebabkan semua kabilah bertengkar sengit. Tak kunjung ada
keputusan siapa yang paling berhak untuk mendapatkan kehormatan mengembalikan
Hajar Aswad di tempat semula.Nabi Muhammad Saw berhasil memecahkan masalah itu
dengan sangat brilian. Beliau memutuskan untuk meletakkan Hajar Aswad di atas
surbannya dan masing-masing kabilah memilih memilih seorang wakil yang
memegang ujung sorban dan mengangkatnya bersama-sama, hingga tiba di tempatnya
lalu Nabi Muhammad Saw mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya di tempatnya, maka
bereslah persoalannya.
Pengangkatan Muhammad Saw Sebagai Nabi dan Rasul
Pada tahun keempat puluh, Allah Swt memuliakan
beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat
Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri beruzlah dan beribadah
dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Dan pertama kali
yang beliau rasakan dan diperlihatkan kepada beliau adalah adanya mimpi yang
benar.
Turunnya Wahyu Pertama
Ketika Nabi Muhammad Saw menyendiri di Gua Hira,
turunlah wahyu pertama dibawa oleh Jibril yang merupakan wahyu dari Allah SWT,
ialah firman Allah yang berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ – خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ
عَلَقٍ – اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الْأَكْرَمُ – الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ
Yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq, 1-4)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq, 1-4)
Adalah Waraqah bin Nauval anak paman Khadijah
binti Khuwailid, seorang yang masyhur di Makkah karena keluasan ilmunya dalam
hal ihwal agama-agama samawi.
Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada
Nabi Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya
tentang peristiwa tersebut. Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang nyawa Waraqah
berada ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat
agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw)
adalah nabi dari umat ini.”
Dakwah Secara Rahasia
Dan diantara orang yang pertama kali beriman dari
kalangan laki-laki adalah Abu Bakar bin Kuhafah, dan dari kalangan wanita
adalah istri beliau, Khadijah dan dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi
Thalib, dimana Ali belum pernah melakukan sujud sama sekali terhadap suatu
patung, sehingga dengan demikian kepada beliau diberi tambahan (sesudah
menyebut namanya) dengan sebutan Karramallahu Wajhah (Allah telah memuliakan
pribadinya).
Perintah Dakwah Secara Terang-terangan
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada beliau
untuk melakukan dakwah secara terang-terangan, dengan firmanNya,
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Yang artinya :
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)
Maka beliau respon dan sambut perintah Allah SWT
ini dengan baik, maka beliau melakukan dakwah kepada manusia untuk mengesakan
Allah dan meninggalkan perbuatan syirik dan kekufuran. Sebagian mereka ada yang
beriman dan sebagian ada yang kafir.
Nabi Muhammad Saw Disakiti Oleh Kaumnya
Nabi Muhammad Saw pernah disakiti oleh
kaumnya secara keji, antara lain beliau dilempari dengan batu atau dengan
kotoran di pintu rumahnya. Namun beliau senantiasa bersikap sabar dan sabar,
sehingga akhirnya yang hak mengalahkan yang batil, karena sebenarnya yang batil
itu akan kalah dan hancur.
Hijrah Pertama ke Negeri Habasyah
Pada tahun ini, Nabi Muhammad
Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke negeri
Habasyah (Ethiopia), setelah mengetahui bahwa Kaum Quraisy selalu melakukan
tindakan-tindakan yang menyakitkan kepada mereka, padahal tidak ada kaum
kerabat yang akan menolong dan menghalang-halangi tindakan kaum Quraisy
tersebut.Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan
ini adalah hijrah pertama dari Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah
adalah 80 orang sahabat. Mereka kembali lagi ke Mekkah dari Habasyah setelah
berdiam di sana selama tiga bulan.
Hijrah Kedua ke Negeri Habasyah
Pada tahun ketujuh ini, Nabi bersama-sama
pamannya, Abu Thalib dan Bani Hasyim serta Bani Muthalib, baik
yang muslim maupun yang masih kafir, memasuki
Syi’ib. Maka pada kesempatan ini kalangan Quraisy memboikot dengan memutus
jalur suplai makanan dan kegiatan berniaga di pasar kepada mereka, kecuali
apabila mereka menyerahkan Nabi Muhammad Saw kepada kalangan Quraisy untuk
dibunuh.Kaum Quraisy menulis isi boikot di lembaran kulit yang digantungkan di
Kabah. Maka Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para sahabatnya
untuk melakukan hijrah ke Habasyah, yakni hijrah untuk kedua kalinya.
Penghentian Boikot
Nabi Muhammad Saw dan kaumnya terkurung di dalam
Syi’ib selama 3 tahun tidak menerima makanan kecuali secara sembunyi-sembunyi,
sehingga mereka makan dedaunan. Kemudian orang-orang Quraisy menghentikan
pemboikotan, sedang lembaran kulit yang berisi pengumuman biokot itu telah
dimakan rayap.Maka keluarlah Nabi Muhammad Saw dari tempat yang terkurung itu,
perisitiwa itu terjadi pada 10 tahun kenabian.
Tahun Kesedihan (‘Amul Huzni)
Pada tahun kesepuluh, Khadijah istri Nabi
Muhammad Saw wafat dan dua bulan kemudian wafat pula paman Nabi Muhammad
Saw, Abu Thalib, pada usia delapan puluh tujuh tahun.
Setelah wafat Abu Thalib ini, tindakan menyakiti
Nabi Muhammad Saw dari kalangan Quraisy semakin bertambah keras, karena
mereka beranggapan bahwa apa yang telah mereka usahakan dan capai dari
Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah mereka peroleh ketika Abu Thalib
masih hidup.
Hijrah ke Thaif
Pada tahun kesepuluh ini, Rasulullah melakukan
hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam di sana selama satu bulan, melakukan dakwah
kepada penduduk Thaif. Namun dakwah beliau di sana tidak mendapat respon dari
mereka, bahkan justru menolaknya dengan suatu penolakan dan tindakan yang
buruk. Mereka melakukan pelemparan batu kepada beliau, sehingga mengenai kepala
beliau dan menyebabkan luka-luka di kepalanya. Setelah dakwah di sana gagal,
beliau kembali lagi ke Mekkah.
Isra dan Mi’raj
Pada tahun kesebelas ini, terjadinya peristiwa
Isra dan Mi’raj. Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw di waktu malam hari dari
Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdiil Aqsha di Baitul Maqdis di Palestina, dan
beliau pulang kembali pada malam itu juga ke Mekkah. Al-Qur’an telah
menjelaskan peristiwa ini dengan firman Allah Swt :
سُبْحَانَ الَّذِي
أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ
الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Yang artinya :
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra, 1)Sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau pada malam itu juga ke alam tinggi dan di sana diwajibkannya ibadah shalat yang lima waktu.
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra, 1)Sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau pada malam itu juga ke alam tinggi dan di sana diwajibkannya ibadah shalat yang lima waktu.
Tersebarnya Islam di Madinah
Dan Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke
kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah memperkenalkan ajaran islam kepada
mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang tetap kafir.Diantara
mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain
karena telah tersebarnya Islam di sana.Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang
laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW. Diantaranya sepuluh orang dari suku
Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka semua beriman. Dan dari
yang dua belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok mereka
yang enam orang yang telah beriman sebelumnya.Mereka keseluruhan melakukan
baiat dihadapan Nabi untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,
tidak melakukan pencurian dan tidak akan melakukan perbuatan zina, kemudian
mereka kembali ke Madinah. Mereka di sana dengan pertolongan Allah mendakwahkan
Islam kepada penduduk Madinah.Pada tahun 13 kenabian, datang kepada Rasulullah
SAW tujuh puluh orang laki-laki dan dua perempuan dari penduduk Arab Madinah,
dan mereka masuk Islam semuanya serta melakukan baiat dihadapan Nabi sebagai
baiat yang kedua.Kemudian mereka pulang kem
bali ke Madinah, dan dengan perantaraan mereka
maka tersebarlah Islam diantara penduduk Madinah secara luas.
Hijrah ke Madinah
Dan ketika tindakan menyakiti Nabi dan para
sahabat serta kaum muslimin bertambah keras dari kalangan Quraisy, maka Nabi
memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan hijrah ke Madinah dan selanjutnya
beliau pun bersama-sama dengan Abu Bakar juga melakukan hijrah dengan berjalan
kaki cepat-cepat hingga beliau berdua sampai ke Gua Tsur.
Nabi Muhammad Saw di Gua Tsur
Di dalam Gua Tsur ini, turun wahyu dari Allah SWT
berupa ayat,
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّـهَ مَعَنَا
Yang artinya,
”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (At-Taubah, 40)Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar meletakan kepala beliau di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar melihat suatu lubang di dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya untuk menutupi lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang menyakiti Nabi.Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di dalam lubang itu, tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu, tidak menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya memuncak, air mata Abu Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia menjawab bahwa ia disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan tangan beliau di tempat yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang dengan pertolongan Allah SWT.
”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (At-Taubah, 40)Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar meletakan kepala beliau di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar melihat suatu lubang di dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya untuk menutupi lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang menyakiti Nabi.Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di dalam lubang itu, tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu, tidak menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya memuncak, air mata Abu Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia menjawab bahwa ia disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan tangan beliau di tempat yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang dengan pertolongan Allah SWT.
Masjid Pertama Quba
Setelah tiga malam beliau dan Abu Bakar berdiam
di Gua Tsur, seorang petunjuk jalan datang menemui beliau berdua dengan membawa
dua ekor unta tunggangan. Maka kemudian mereka bertiga pergi berjalan menuju
kota Madinah.Mereka tiba di kota Quba pada hari Senin tanggal dua belas Rabi’ul
Awwal. Itulah tanggal hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, yang kelak dijadikan
awal penanggalan Islam yang dimulai dari bulan Muharram, yaitu awal Tahun
Hijriyah yang disandarkan kepada hijrah beliau ke Madinah.Di kota Quba ini,
Rasulullah SAW mendirikan sebuah masjid yang oleh Allah SWT diberikan sifat
sebagai masjid yang dibangun atas dasar taqwa (kepada Allah) dari semenjak
pertama hari dibangunnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang cinta untuk
bersuci, dan Rasulullah SAW melakukan shalat di dalam masjid ini bersama-sama
empat puluh orang sahabatnya.
Keluar Menuju Kota Madinah
Setelah melakukan shalat Jum’at pertama yang
Rasulullah SAW lakukan di desa Bani Salim bin ‘Auf, beliau kemudian menaiki
untanya menuju kota Madinah. Di sana para kaum Anshar menyambut beliau dengan
suka cita penuh kegembiraan, setaya mengelilingi beliau, sementara para wanita
dan anak-anak keluar dari rumah mereka ingin menemui beliau seraya
mendendangkan nasyid :Thala’al badru ‘alaina, min tsaniyatil wada’i
Wajabasy syukru’alaina, ma da’a lillahi da’i
Ayyuhal mab’utsu fina, ji ta bil amri mutha’iYang artinya,
“Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib bersyukur kepadaNya, Seorang Da’I menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang diutus kepada kami, Kau datang membawa perintah yang harus ditaati.”
Wajabasy syukru’alaina, ma da’a lillahi da’i
Ayyuhal mab’utsu fina, ji ta bil amri mutha’iYang artinya,
“Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib bersyukur kepadaNya, Seorang Da’I menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang diutus kepada kami, Kau datang membawa perintah yang harus ditaati.”
Tahun Pertama Hijriah
Di kota Madinah Nabi Muhammad SAW, mendirikan
masjidnya yang mulia. Beliau secara pribadi ikut serta membangun masjid
tersebut, sebagai bentuk dorongan kepada kaum muslimin untuk cinta bekerja dan
beramal.Di tahun ini telah pula disyari’atkan adzan, sebagai suatu cara dan
saran untuk memanggil kaum muslimin untuk berkumpul, di kala telah masuk waktu
shalat.
Disyariatkannya Berperang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Nabi SAW tidak
pernah memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam, juga beliau tidak memiliki
sebuah pedang untuk menebas leher-leher orang. Tugas yang diemban beliau adalah
semata-mata untuk berdakwah mengajak orang untuk beriman, sekaligus
menyampaikan kabar gembira dengan datangnya Islam.Namun karena kaum kafir
Quraisy terus menerus menyakiti orang-orang islam, disebabkan hasad dan dengki,
maka kepada kaum muslimin diijinkan untuk berperang mempertahankan diri atas
tindakan mereka.
Tahun Kedua Hijriah
Di tahun ini terjadi perang Waddan,
yaitu suatu desa yang terletak diantara kota Mekkah dan kota Madinah, juga
perang Buwath, yaitu suatu pegunungan dari pegunungan Juhainah, dan
perang Al-‘Asyirah yaitu suatu tempat antara Yanbu’ dan Dzil Marwah, yang
kesemua itu semata-mata untuk menghambat perjalanan kaum Quraisy, bukan untuk
membinasakannya.
Perubahan Arah Kiblat dan Puasa Ramadhan
Pada tahun kedua hijrah ini, arah kiblat dirubah,
yang semula menghadap ke arah Baitul Maqdis di Palestina, kini
ke arah Ka’bah yang ada di Mekkah. Juga pada
tahun ini, diwajibkannya puasa Ramadhan, dimana Rasulullah SAW sebelumnya
berpuasa sebanyak tiga hari setiap bulannya.
Kewajiban Zakat Mal (Harta)
Pada tahun kedua hijriah ini, juga ditetapkannya
kewajiban untuk mengeluarkan zakat bagi orang-orang kaya dari umat Islam, yang
diberikan kepada orang-orang fakir dan miskin dan golongan-golongan lainnya,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an,
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ
لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ
قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّـهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّـهِ ۗ
وَاللَّـهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yang artinya,”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah, 60)
Perang Badar Kubra
Pada tahun kedua hijriah juga terjadi Perang
Badar Kubra, yaitu ketika Nabi Muhammad Saw keluar kota Madinah dengan
membawa pasukan sebanyak 313 personil. Ketika kaum kafir Quraisy mengetahui hal
tersebut, maka mereka mengumpulkan pasukannya yang berjumlah 1000 personil.Dan
kedua pasukan ini, bertemu di Badar, maka terjadilah pertempuran antara
keduanya, dan Allah SWT dalam pertempuran ini menolong pasukan Islam dengan
mendatangkan para malaikat yang ikut bertempur bersama mereka.Dalam jarak waktu
yang tidak lebih dari satu jam, pasukan Quraisy dapat dikalahkan, mereka lari
dengan meinggalkan korban mati dari pihak mereka sebanyak 70 orang dan tertawan
sebanyak 70 orang juga. Firman Allah SWT,
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ
اللَّـهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖفَاتَّقُوا
اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Yang artinya :
”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Ali Imran, 123)
”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Ali Imran, 123)
Tebusan Tawanan Dengan Mengajar
Tawanan-tawanan Quraisy pada waktu itu terbagi
menjadi 2 bagian. Satu bagian terdiri dari orang-orang kaya dan satu bagian
terdiri dari orang-orang miskin.Adapun orang-orang kaya, mereka itu ditebus
oleh keluarga mereka dengan harta sedangkan orang-orang miskin tebusannya ialah
tiap-tiap orang harus mengajar membaca dan menulis kepada sepuluh orang anak di
Madinah.
Sholat ‘Id Pertama
Pada tahun kedua hijriah pula
disyari’atkannya Shalat Hari Raya, yang hikmahnya tak diragukan lagi banyaknya,
bagi orang yang berakal. Seorang Imam memimpin dan melaksanakan Shalat Hari
Raya ini sebanyak dua raka’at bersama-sama kaum muslimin.Kemudian menyampaikan
khutbah sesudahnya, memberikan pengajaran dan nasehat kepada mereka.
Selanjutnya kaum muslimin bersalaman satu sama lain penuh keakraban dan
persaudaraan paripurna.
Ali Menikah Dengan Fatimah
Pada tahun kedua hijrah ini, Ali menikah dengan
Fatimah, semoga Allah SWT meridhoi keduanya. Saat itu Ali berusia 21 tahun,
sementara Fatimah berusia 15 tahun. Juga di tahun itu Rasulullah SAW menikahi
Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, semoga Allah meridhoi keduanya dan menjadikan
surga tempat tinggalnya.
Perang Ghathafan
Perang Ghathafan terjadi pada tahun 3 hijriah.
Peperangan ini sebenarnya tidak begitu penting, akan tetapi dalam perang ini
terjadi suatu peristiwa besar. Pada waktu itu keluar 450 orang dari Bani
Tsa’labah dan Muharib di bawah pimpinan Du’tsur bin Harits Al Muharibi yang
ingin menyerbu Madinah. Maka keluarlah Nabi Muhammad
Saw dengan pasukannya dan larilah musuh ke
gunung-gunung.Tatkala Nabi Muhammad Saw sedang berisirahat dan menjemur bajunya
yang basah sambil duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Du’tsur secara
diam-diam hendak membunuh Beliau seraya berkata:“Siapakah yang akan
melindungimu, hai Muhammad?”Beliau menjawab: “Allah Ta’ala.”Maka orang itu pun
merasa takut dan pedangnya terjatuh dari tangannya, lalu Nabi Muhammad Saw
mengambilnya seraya berkata: “Siapakah yang dapat melindungimu dariku?”Du’tsur
menajawab: “Tidak ada.”Maka Nabi Muhammad Saw memaafkannya dan ia pun masuk
Islam serta mengajak kaumnya memeluk agama Islam.
Perang Uhud
Pada tahun 3 hijriah terjadi peperangan
Uhud, 3000 personil pasukan Quraisy yang terdiri dari pasukan berkuda dan
perbekalan perang yang cukup banyak, berangkat menuju kota Madinah untuk
melaksanakan balas dendam atas terbunuhnya para bangsawan mereka di peperangan
Badar.Dan ini merupakan hari-hari yang cukup menyedihkan bagi kaum muslimin
karena pada perang ini telah mati syahid Hamzah, paman Rasulullah SAW. Jumlah
pasukan Islam yang terbunuh secara syahid sebanyak 70 lebih personil diantaranya
6 orang dari kaum Muhajirin dan selebihnya dari kaum Anshar. Sementara dari
pihak kaum Musyrikin yang tewas ada sebanyak 23 orang.Pada tahun ini
dilahirkannya Hasan bin Ali r.a dan Usman bin Affan menikah dengan Ummi Kulsum
putrid Rasulullah SAW, setelah wafatnya Ruqoyah, saudara Ummi Kulsum. Oleh
karena itulah Usman bin Affan dijuluki Dzun Nurain (yang mempunyai dua
cahaya). Pada tahun ini juga Rasulullah SAW menikahi Hafsah binti Umar bin
Khattab r.a.
Pada tahun ini Allah SWT mengharamkan khamar secara
mutlak, karena bahayanya yang demikian besar terhadap akal, harta benda dan
fisik manusia. Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ
مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khammar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah pebuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah, 90)
Tahun Keempat Hijriah
Pada tahun ini Rasulullah SAW memerintahkan kaum
Yahudi untuk pergi meninggalkan kota Madinah. Sebelumnya diantara mereka dengan
Rasulullah SAW telah diadakan suatu perjanjian, dimana diantara kedua belah
pihak harus saling memelihara dan menjaga keamanan masing-masing dan tidak
saling mengkhianati terhadap perjanjian itu. Namun pihak Yahudi berkhianat
terhadap Rasul dan berusaha membunuh beliau, karena terbujuk oleh rayuan
syaithan.Oleh karena itulah mereka diperintahkan untuk keluar atau diusir oleh
Rasulullah SAW dari Madinah. Namun mereka enggan mematuhi perintah beliau, dan
mereka tetap tidak mau pergi. Maka kaum muslimin mengepung mereka dan melakukan
pemboikotan terhadap mereka serta memaksa mereka untuk pergi meninggalkan
Madinah, dan akhirnya mereka pergi.Pada tahun ini disyariatkannya shalat Khauf,
shalat karena takut dan diturunkannya wahyu tentang tayammum. Juga di tahun
ini, Rasulullah SAW memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mempelajari tulisan
orang Yahudi agar Zaid bias menuliskan untuk Nabi surat kepada orang Yahudi,
dan membacakan kepada beliau surat-surat yang datang dari mereka. Pada tahun
ini pula, Husein bin Ali r.a dilahirkan.
Perang Khandaq atau Ahzab (Persekutuan Musuh)
Pada tahun 5 hijriah terjadi perang Khandaq,
dimana orang Musyrik dan orang-orang Yahudi bergabung untuk memerangi kaum
Muslimin. Jumlah mereka sebanyak 10.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan,
dan mereka mengepung kota Madinah serta mengadakan penekanan-penekanan ketat
kepada kaum Muslimin, dan mempersempit ruang gerak mereka.Rasulullah SAW
beserta segenap kaum Muslimin, tidak keluar sama sekali dari kota Madinah,
tetapi atas saran Salman Al-Farisi beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk
menggali parit, sebagai bentuk strategi untuk menghindari serbuan mereka.Selama
dalam pengepungan terhadap kaum Muslimin itu, Nabi berdoa kepada Allah SWT
untuk kehancuran musuh, beliau mengucapkan doa, yang artinya,”Ya Allah
Tuhan yang menurunkan Kitab, Tuhan yang cepat perhitunganNya, hancurkanlah kaum
sekutu (musyrik dan yahudi). Ya Allah hancurkanlah mereka sehancur-hancurnya,
dan porak-porandakan mereka.”Doa Nabi Muhammad Saw didengan Allah SWT,
Tuhan mengirim angin putting beliung yang memporak-porandakan pasukan sekutu,
dan mereka lari pontang panting meninggalkan kota Madinah pada malam itu juga.
Perintah Memakai Hijab diberlakukannya ketentuan memakai hijab terhadap para istri Nabi SAW dengan diturunkannya ayat hijab. Allah SWT berfirman,
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ
مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ
أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
Yang artinya,
”Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab, 53)Dan Nabi SAW telah bersabda yang artinya, “Seseorang laki-laki tidak dibenarkan duduk-duduk berdua dengan seseorang perempuan di tempat yang sunyi kecuali bersama muhrimnya.”
”Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab, 53)Dan Nabi SAW telah bersabda yang artinya, “Seseorang laki-laki tidak dibenarkan duduk-duduk berdua dengan seseorang perempuan di tempat yang sunyi kecuali bersama muhrimnya.”
Diwajibkannya Ibadah Haji
Pada tahun kelima hijriah ini, ibadah haji
diwajibkan bagi mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke Mekkah. Allah SWT
berfirman,وَلِلَّـهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ
مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah.” (Ali Imran, 97)
Hikmah diwajibkannya ibadah haji cukup banyak,
diantaranya yang terpenting dan paling esensi adalah berkumpulnya kaum Muslimin
yang sedang melaksanakan ibadah haji ini. Dengan perbedaan kulit, etnis dan
bahasa, dan Negara, berkumpul di satu tempat dalam rangka memperbaharui janji
ikatan ukhuwah islamiyyah dan tekad kesetian untuk menegakkan kalimah Allah di
muka bumi.
Perjanjian Damai Hudaibiyah
Pada tahun 6 hijriah telah terjadi Shulhul
Hudaibiyah (perjanjian damai hudaibiyah). Rasulullah SAW bersama-sama kaum
Muslimin sebanyak 1400 orang pergi meninggalkan kota Madinah menuju Mekkah untuk
melaksanakan ibadah Umroh. Mereka tidak membawa senjata, hanya perlengkapan
untuk bepergian sebagai musafir.Ketika sampai di Hudaibiyah, rombongan
Rasulullah SAW dicegat oleh orang-orang kafir Quraisy dan mereka
dihalang-halangi untuk melanjutkan perjalanan ke Baitullah Haram. Setelah
diadakan perundingan diantara kedua belah pihak, dicapai kesepakatan damai
meliputi lima hal, yaitu :Disepakati adanya gencatan senjata (penghentian
perang) antara kedua belah pihak selama sepuluh tahun.
Saling memelihara keamanan masing-masing antara kedua belah pihak.
Saling memelihara keamanan masing-masing antara kedua belah pihak.
Kaum Muslimin agar kembali pulang ke Madinah,
tidak meneruskan perjalanan untuk Umrah pada tahun ini.
Rasulullah SAW harus mengembalikan ke pihak kaum Musyrikin Quraisy bila ada dari mereka yang datang ke Madinah, meskipun telah masuk Islam. Tidak ada kewajiban bagi kaum Musyrikin Quraisy untuk mengembalikan kepada Rasulullah SAW orang yang dating ke pihak mereka dari Madinah.Barangsiapa yang ingin masuk ke kelompok Muhammad, boleh masuk ke kelompoknya. Dan barangsiapa yang ingin masuk ke kelompok Quraisy, juga dipersilahkan masuk ke kelompoknya.
Rasulullah SAW harus mengembalikan ke pihak kaum Musyrikin Quraisy bila ada dari mereka yang datang ke Madinah, meskipun telah masuk Islam. Tidak ada kewajiban bagi kaum Musyrikin Quraisy untuk mengembalikan kepada Rasulullah SAW orang yang dating ke pihak mereka dari Madinah.Barangsiapa yang ingin masuk ke kelompok Muhammad, boleh masuk ke kelompoknya. Dan barangsiapa yang ingin masuk ke kelompok Quraisy, juga dipersilahkan masuk ke kelompoknya.
Bai’atur Ridwan
Setelah Teks Perjanjian Damai Hudaibiyah selesai
ditulis, Nabi Muhammad Saw menunjuk Usman bin Affan untuk mengirimkan Teks
Perjanjian dimaksud ke pihak kaum Musyrikin dengan ditemani oleh beberapa orang
sahabat. Sesampainya Usman ke sana, mereka menangkapnya. Berita penangkapan
Usman ini sampai ke kalangan kaum Muslimin. Bahkan telah tersebar desas desus
bahwa Usman dan kawan-kawan telah dibunuh oleh pihak kaum Musyirikin.Maka Nabi
Muhammad Saw setelah mendenga rumor bahwa Usman telah dibunuh, Beliau
seketika memerintahkan seluruh kaum Muslimin untuk berkumpul, untuk melakukan
bai’at di bawah suatu pohon, bahwa mereka siap mati untuk menyelamatkan
Usman.Setelah berita bai’at ini didengar oleh kalangan kaum Musyrikin, mereka
merasa takut dan gentar. Akhirnya mereka membebaskan Usman dan kawan-kawannya.
Allah Swt berfirman:Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut :
“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia
kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di
atas tangan mereka.” (Al-Fath,10).
Dan Allah swt berfirman pula:
Tek arab
Yang terjemahannya sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap
orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah 1
Perang
Khaibar
Pada tahun 7 hijriah terjadi Perang Khaibar.
Pihak yang menyerang pada kali ini adalah mereka yang pernah menyerang
sebelumnya ke kota Madinah pada perang Khandak. Maka Rasulullah Saw dengan 1600
prajuritnya menyongsong mereka serta kemudian mengepungnya selama enam hari.
Dan pada malam ketujuh, Rasulullah Saw menyerahkan bendera perang kepada Ali
bin Abi Thalib (semoga Allah memuliakannya) untuk memimpin perang.Pada saat
itu, Ali mengeluh sedang menderita sakit mata, maka ketika Rasulullah Saw
mengetahui itu, kedua mata Ali diusap oleh tangan beliau sambal berdoa untuk
kesembuhan kedua matanya. Maka dengan atas izin Allah Swt, kedua mata Ali
seketika sembuh.Pada perang Khaibar ini, Allah Swt memberikan kemenangan kepada
pihak kaum Muslimin dibawah komando Ali, dengan membawa rampasan perang yang
cukup besar.
‘Umatul-Qadha (‘Umrah Pengganti)
Pada tahun 7 hijriah juga dilakukan
Umatul-Qadha. Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para sahabatnya di
bulan Dzulqa’dah untuk mengerjakan umrah sebagai pengganti umrah yang belum
sempat dilaksanakan karena mereka dihalang-halangi oleh kaum Musyrikin pada
hari dilakukannya Perjanjian Damai di Hudaibiyah.k melaksanakan umrah dengan
jumlah yang cukup besar. Ketika mengetahui hal ini, kaum Musyrikin keluar dari
kota Mekkah, menyingkir ke puncak-puncak gunung, menghindar untuk melihat
orang-orang mukmin melakukan tawaf di Baitil Haram. Setelah selesai
melaksanakan umrah, kaum muslimin kembali ke Madinah, setelah mereka berdiam di
Mekkah selama tiga hari.
Perang Mu’tah
Pada tahun 8 hijriah terjadi Perang Mu’tah
yang terkenal itu. Ketika itu Nabi Muhammad Saw mempersiapkan prajuritnya
sebanyak 3000 orang dan menugaskan Zaid bin Haritsah untuk menjadi pimpinannya.
Sementara pihak Romawi telah mengerahkan pasukannya sebanyak 150000 prajurit.Kedua
pasukan bertemu di Mu’tah dan terjadilah pertempuran diantara keduanya. Kalau
tidak karena tipu daya Khalid bin Walid serta strateginya yang jitu, kaum
Muslimin di awal-awal pertempuran hampir mengalami kekalahan, tetapi berkat
strategi Khalid tersebut akhirnya pasukan kaum Muslimin mendapatkan kemenangan.
Fathu Mekkah (Penaklukan Kota Mekkah)
Kaum Musyrikin Quraisy ternyata merobek-robek
Perjanjian Damai yang pernah disepakati di Hudaibiyah dan mengkhianati
butir-butir yang tercantum di dalamnya. Menghadapi kenyataan ini maka Nabi
Muhammad Saw mempersiapkan dan mengerahkan prajurit Muslimin untuk diberangkatkan
ke Mekkah.Nabi Muhammad Saw beserta sebagian prajurit berangkat melalui
jalan sebelah bawah, sementara Khalid bin Walid mengepalai sebagian prajuritnya
berangkat melalui jalan sebelah atas. Ketika Rasulullah Saw sampai di kota
Mekkah, Beliau mendapati bahwa di sekeliling Ka’bah terdapat tiga ratus enam
puluh patung yang tergantung padanya, maka dengan kayu di tangan, Beliau
hancurkan patung-patung itu seraya mengatakan:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Yang benar telah dating dan yang bathil telah
lenyap.” (Al-Isra’, 81)
Firman-Nya lagi:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Kebenaran telah datang dan yang bathil itu
tidak akan memulai dan tidak (pula) akan memulai.”
(Saba, 49).
Kemudian Nabi Muhammad Saw menyampaikan
pidato sambal berdiri di tengah-tengah Masjidil Haram: Sesungguhnya Allah Swt
telah memuliakan Mekkah pada hari diciptakannya langit dan bumi, dan ia
berkedudukan mulia dengan kemuliaan Allah Swt sampai hari kiamat. Maka tidak
halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir untuk
melakukan pertumpahan darah atau menebang atau mencabut sesuatu pohon di kota
Mekkah.Bila ada seseorang yang menganggap ringan untuk memerangi Rasulullah Saw
di kota Mekkah, maka katakanlah oleh kamu: Bahwasanya Allah Swt telah
memberikan ijin kepada Rasul-Nya dan tidak memberikan ijin
kepadamu, dan bahwasanya telah dihalalkan dan
dibolehkan bagiku pada saat diwaktu siang dan kini kemuliaan kota Mekkah pada
hari ini telah kembali, sebagaimana kemuliaannya di hari kemarin. Maka
hendaknya yang hadir diantara kalian pada saat ini, untuk menyampaikan berita
ini kepada yang tidak hadir.
Peristiwa Perang Hunain
Allah Swt berfirman:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah Swt telah menolong kami
(hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak dan (ingatlah) peperangan
Hunain, yang diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka
jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang
luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan
bercerai-berai.” (At-taubah, 25).Nabi Muhammad Saw saat itu keluar
dari kota Madinah dengan 10000 orang prajurit. Kaum Mukminin melihat jumlah
yang demikian besar itu merasa congkak. Kemudian ketika pasukan Muslim bertemu
dengan pasukan musuh, yang saat itu mereka tersembunyi dari penglihatan pasukan
Muslim dengan batu-batu besar. Betapa terkejutnya pasukan Muslim ketika melihat
kenyataan ini, dan mereka dapat dikalahkan oleh pasukan musuh, dan lari
bercerai-berai. Tidak ada yang bertahan bersama Rasulullah Saw kecuali
sekolompok sahabat yang tetap bertahan bersama beliau, diantaranya Abu bakar,
Umar, Ali, abbas dan Abu sufyan bin Haris anak paman Rasulullah Saw.
Nabi Muhammad Saw Kembali ke Madinah
Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya
kembali ke Madinah setelah sebelumnya berdiam di Ji’ranah selama tiga belas
malam. Dari Ji’ranah ini beliau berihram untuk melaksanakan umrah, kemudian
memasuki kota Mekkah di waktu malam hari, maka beliau bertawaf dan bersa’i
memberi isyarat dengan tangan beliau ke arah Hajar Aswad. Rasulullah Saw telah
meninggalkan kota Madinah selama dua bulan enam belas hari.
Ekspedisi Tabuk
Pada tahun 9 hijriah terjadi Perang Tabuk
yang dinamakan Perang ‘Usrah yakni perang di masa susah dan sulit, karena
peperangan ini terjadi ketika kaum muslimin sedang mengalami kesulitan
hidup, karena paceklik dan udara pun sangat panas.Ketika itu Nabi
Muhammad Saw mengumpulkan sejumlah pasukan dari Mekkah dan Madinah serta
dari beberapa kabilah Arab, setelah mendengar berita bahwa orang-orang kafir
mengerahkan pasukannya di daerah Syam untuk melakukan penyerangan terhadap kaum
muslimin di negeri mereka, yakni Madinah.Maka datanglah Abu Bakar memberikan
sumbangan dengan seluruh harta kekayaannya, Umar bin Khattab dengan
separuh kekayaannya, Usman bin Affan dengan sepuluh ribu dinar, sementara para
ibu-ibu muslimat menyumbangkan perhiasan-perhiasan mereka sekedar kemampuan
mereka.Kemudian Nabi Muhammad Saw beserta prajurit tentaranya yang
berjumlah 30000 personil berangkat menuju Tabuk. Namun sesampai di sana Beliau
beserta prajuritnya sama sekali tak melihat pasukan musuh sebagaimana yang
Beliau dengar itu. Maka akhirnya Rasulullah Saw memutuskan untuk kembali ke
Madinah, setelah berdiam di Tabuk selama dua puluh malam dan dalam perjalanan
pulang kembali itu, sempat membangun beberapa masjid.
Beberapa Peristiwa di Tahun 9 Hijriah
Pada tahun 9 hijriah telah datang kepada
Nabi Muhammad Saw, utusan dari Tsaqif dan mereka semuanya memeluk Islam
dan melakukan dakwah terhadap kaumnya yakni penduduk Thaif, maka mereka
merespon ajakan tersebut dengan memeluk Islam.Di tahun ini telah wafat Ummu
Kultsum putri Rasulullah Saw, isteri Usman bin Affan Ra. Juga telah wafat Abdullah
bin Abi Salul, pemimpin orang-orang munafik, dimana dengan meninggalnya ini
kaum Muslimin merasa lega karena bebas dari kejahatan-kejahatannya.
Abu Bakar Melaksanakan Haji
Pada bulan Dzulqa’dah tahun 9 hijriah, Nabi
Muhammad Saw memerintahkan kepada Abu Bakar melaksanakan ibadah haji
dengan kaum Muslimin, sekaligus diperintahkan untuk mengumumkan kepada mereka
pada hari Nahar, bahwa setelah tahun ini, orang musyrik tidak dibolehkan
melaksanakan ibadah haji, dan orang telanjang tidak dibenarkan untuk melakukan
thawaf keliling Baitullahil-Haram. Untuk peristiwa ini, Allah Swt menurunkan
wahyu-Nya:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati
Masjidil-Haram sesudah tahun ini.” (At-Taubah, 28).
Tahun Kesepuluh Hijrah
Pada tahun 10 hijriah Nabi Muhammad Saw
mengutus Ali bin Abi Thalib ke Bani Madzij dari penduduk Yaman. Maka beliau
berangkat ke sana dan sesampainya di sana beliau menemui mereka dan mengajak
mereka untuk memeluk agama Islam. Mereka menolak ajakan Ali ini dan melempari
kaum Muslimin dengan bongkahan batu-batu, maka oleh kaum Muslimin tindakan
mereka itu dibalesnya dan akhirnya mereka kalah dan minta damai, dan oleh Ali
permintaan mereka ini dipenuhi.Dan Ali menemui mereka dan mengajak mereka untuk
memeluk Islam, maka mereka mengikuti ajakan Ali dan masuk Islam semuanya.
Dan pada tahun ini juga Rasulullah Saw mengutus
Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al-Asy’ari untuk mengajarkan ajaran-ajaran
syariat islam. M’adz diutus ke penduduk Kurah al-‘Ulya dari arah ‘Adn,
sementara Abu Musa diutus ke Kurah as-Sufla.
Haji Wada’
Nabi Muhammad Saw beserta seluruh sahabatnya
pada tahun 10 hijriah berangkat menunaikan ibadah haji tepatnya pada hari
Sabtu tanggal 25 Dzulqo’dah menuju kota Mekkah. Sesudah sampai di kota Mekkah,
maka pada tanggal 8 Dzulqo’dah Beliau berangkat menuju Mina dan bermalam di
sana. Dan pada tanggal 9 Dzulhijjah Beliau menuju Arafah dan di sana Beliau
berkhutbah yang dikenal dengan nama Khutbatul Wada’, dimana Beliau dalam
khutbah itu menjelaskan tentang hal-hal terpenting dari pokok-pokok dan
cabang-cabang Agama Islam. Dan pada hari itu turun wahyu Allah Swt yang
berbunyi:
Teks arabYang terjemahannya sebagai berikut:
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’mat Ku, dan telah Ku ridhai
Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah, 3).Setelah selesai menunaikan
ibadah haji, Nabi Muhammad Saw pulang ke Madinah dengan selamat. Dan
dengan berakhirnya tahun kesepuluh dari hijrahnya Rasulullah Saw dari Mekkah ke
Madinah, maka telah sempurna misi Beliau di Madinah selama sepuluh tahun kurang
dua bulan dan sebelas hari.
Sakitnya Nabi Muhammad Saw
Pada tahun 11 hijriah Nabi Muhammad Saw
mulai sakit-sakitan. Dan ketika sakit Beliau semakin parah, Beliau meminta ijin
kepada seluruh isterinya, agar Beliau bisa dirawat di kediaman Aisyah saja.
Ketika Beliau merasa udzur untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan kaum
Muslimin para sahabatnya, beliau menyuruh Abu Bakar agar shalat mengimami
mereka. Beliau sendiri kemudian pergi keluar masjid, berjalan dipapah oleh Ali
dan Fadhal, sementara Abbas mendahului berjalan di depan.Nabi Muhammad Saw
dibebat kepalanya sambil berjalan tertatih-tatih dengan kedua kakinya, hingga
sampai di undakan terbawah dari mimbar. Maka para sahabat mengerumuni Beliau
berebutan. Maka Beliau mengucapkan hamdalah seraya memuji dan memuja Allah Swt,
kemudian bersabda: Wahai manusia, sampai berita kepadaku bahwa engkau semua
takut kematian nabimu. Apakah ada Nabi sebelum aku ini yang kekal, sehingga aku
juga akan kekal (tidak mati)? Ketauhilah, bahwa Aku akan menemui Rabbku, dan
kamu akan menemuiku kelak. Maka aku wasiatkan kepadamu agar berbuat paik
terhadap para Muhajirin Pertama, dan juga Aku wasiatkan kepadamu agar sesama
kamu semua berbuat kebajikan. Kemudian berkata di akhir khutbahnya: Ketauhilah
bahwa Aku adalah pendahulu bagimu dan kamu akan menyusul menemuiku. Ketauhilah
bahwa sesungguhnya janjimu nanti ketemu di Haudh (Telaga). Ketauhilah, bahwa
barangsiapa yang senang untuk bisa datang ke telaga itu dan bertemu denganku,
maka hendaklah tangan dan lidahnya dijaga dari berbuat dan berkatantas untuk
dikerjakan.
Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Ketika Nabi Muhammad Saw wafat, sahabat Abu
Bakar sedang tidak ada di Madinah. Sewaktu diberi tahu bahwa Nabi
Muhammad Saw wafat, maka beliau segera datang ke rumah Aisyah dan masuk ke
dalam seraya membuka kain penutup wajah jenazah Rasulullah Saw dan kemudian
menciumnya dan terus menangis.Selanjutnya beliau keluar dan mengucapkan pidato,
maka beliau memuji Allah dan menyanjungnya. Selanjutnya berkata: “Ketauhilah,
barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad kini telah
mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa
hidup tidak akan pernah mati. Kemudian beliau membaca firman Allah Swt:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya
mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar, 30).
Dan firman Allah Swt:
Teks arab
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Muhammad, itu tidak lain hanyalah seorang
Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia
wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
(Ali Imran, 144)
Jenazah Nabi Muhammad Saw Dimakamkan
Jenazah Nabi Muhammad Saw baru dimakamkan
setelah selesai ditetapkan dan dibai’atnya Abu Bakar menjadi Khalifah pengganti
Beliau, menjadi pemimpin kaum Muslimin. Jasad Rasulullah Saw dimandikan
kemudian dikafani dengan tiga helai kain, tidak ada padanya baju, dan tidak
adanya pula surban.Kemudian jamaah kaum Muslimin menshalati jenazah Beliau satu
persatu tanpa imam, secara bergantian. Pertama kaum lelaki, kemudian wanita dan
selanjutnya anak-anak. Jenazah Beliau dimakamkan di rumah Aisyah, tempat dimana
Beliau wafat.Dimakamkan pada malam rabu tengah malam, dan di atas makamnya
dipercikkan air oleh Bilal, sementara letaknya agak ditinggikan sekedar satu
jengkal dari permukaan bumi. Semoga Allah Swt menganugerahkan shalawat dan
salam kesejahteraan kepada Beliau, dan kepada keluarga serta para sahabatnya
semua.
Usia Nabi Muhammad Saw
Usia Nabi Muhammad Saw adalah 63 tahun.
Empat puluh tahun dijalani sebelum ditetapkannya sebagai Nabi di Mekkah, tiga
belas tahun sesudah beliau menjadi Nabi di Mekkah juga, dan sepuluh tahun
beliau jalani di Madinah sesudah hijrah.
Para ahli tarikh telah bersepakat bahwa hari
lahir Nabi Muhammad Saw, hijrahnya dan wafatnya adalah pada hari senin
tanggal 12 Rabiul Awwal. Semoga Allah Swt menganugerahkan shalawat dan salam
kesejahteraan kepada Beliau dan kepada keleuarga serta para sahabatnya semua.